Rabu (9/2) kemarin, saya mendapat informasi ribuan guru honorer demo minta diangkat menjadi PNS. Pihak yang terlibat antara lain Konfederansi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI).
![]() |
| ribuan guru honorer demo minta diangkat menjadi PNS |
Ada dua hal miris yang saya kira bisa kita rasakan bersama-sama: mirisnya gaji guru honorer dan mirisnya seorang yang katanya pahlawan minta status PNS.
Siapa yang bisa memungkiri mengenaskannya gaji guru honorer? Tidak ada. Tapi apakah semuanya memang merupakan pengabdian?
Nyatanya kan tidak. Kelompok guru juga harus sadar bahwa di antara para pekerja honorer ada yang melakukan pekerjaan tersebut semata-mata karena “tidak mendapat pekerjaan lain”. Masyarakat tak akan serta merta melihat semuanya sebagai good apple. Sebab nyatanya memang ada yang sejak awal jadi guru honorer dengan “nyogok” atau tanpa nyogok agar kedepannya bisa masuk K2 dan jadi CPNS.
.
Yang Dipersepsi Masyarakat dari Demo Para Guru Honorer
Ini seperti lingkaran setan yang tiada habis, dimana masyarakat pada akhirnya akan mengolok-olok guru: apakah mereka terlalu bodoh hingga tak lulus tes CPNS? Apakah mereka terlalu bodoh bekerja dengan gaji sekecil itu?
Sistem yang sekarang ditambah dengan beraninya guru menuntut status PNS akan menyebabkan para guru honorer yang tak menuntut PNS ikut kena getah. Lama-lama profesi ini dianggap sebagai profesi orang tanpa harapan. Dan bahkan ini sudah terasa sekarang.
Tanyalah pada lulusan pendidikan yang Anda kenal –bila mereka tak jadi honorer-, “kenapa tak mau?”
.
Lama Mengabdi
Bagi yang menuntut, lama mereka mengabdi adalah salah satu alasan valid ribuan guru honorer demo minta diangkat menjadi PNS kemarin itu. Memang, kalau dilihat dari waktu yang terbuang, pengorbanan yang diberikan sudah sangat luar biasa. Bayangkan tes CPNS yang hanya beberapa jam dengan mengajar 5 tahun gaji kurang sejuta. Bentuk tes yang mana yang menurut Anda lebih baik? Saya pribadi tak tahu.
Tapi yang jelas salah disini, ialah ketika pemerintah merasa tak menjanjikan apa-apa. Sejak awal tes CPNS diadakan untuk menyaring guru yang bisa diangkat jadi PNS. Itu fair play. Semua orang bisa ikut dengan setara. Sedangkan guru honorer setahu saya sejak dulu simpang siur dan berdiri dari celah kesimpangsiuran itu. Mereka bekerja terus dengan mengharap status yang sebenarnya bisa didapat lewat tes yang diadakan.
.
Standarisasi Gaji Minimal Masih Lebih Masuk Akal Dibanding Ribuan Guru Honorer Demo Minta Diangkat Menjadi PNS
Kenapa PNS? Itu yang selalu ada di kepala saya ketika para guru honorer demo. PNS itu status, dan untuk mendapat kesejahteraan yang merupakan hak para pekerja, bisa didapat tanpa status itu.
Jadi, kalau menurut saya, acara kemarin dimana ribuan guru honorer demo minta diangkat menjadi PNS terasa agak salah alamat.
Masalah gaji adalah masalah utama yang harus difokuskan. Selama ini kan pemerintah seenaknya saja melakukan abused dari kata yang namanya pengabdian dan tanpa tanda jasa. Mereka membiarkan ada manusia-manusia yang bekerja di institusi pendidikan yang mereka kelola dengan gaji maha non sense.
Tuntutan standarisasi gaji honorer yang paling tidak sesuai UMR adalah permintaan yang menurut saya lebih masuk akal.
Saya kira tak akan lagi ada suara meremehkan ke para guru honorer bila tntutan mereka realistis dan masuk akal (persoalan gaji, bukan status).

0 Response to "Ribuan Guru Honorer Demo Minta Diangkat Jadi PNS?"
Posting Komentar