Kisah dari Guru PPL: Siswa yang Saya Ancam Masuk BP

Cerita ini berdasarkan kisah yang saya alami sewaktu mengajar dalam program KKN PPL. Ada banyak sekali pelajaran yang saya petik dari pengalaman KKN PPL. Pertama, mengajar tak seperti yang diteorikan. Dan kedua, bukan cuma dibutuhkan niat baik.

Saya mengalami banyak konflik. Seperti yang kita tahu, konflik terjadi ketika realita tak beriringan dengan harapan. Harapan saya mengajar seperti saat microteaching sama sekali tak terwujud. Dan bukannya saya tak sadar. Sejujurnya saya selalu gugup ketika akan masuk kelas. Apalagi ketika saya menyaksikan bagaimana sikap murid-murid pada guru Biologi disana.

Ibu guru dimana saya PPL, memberikan kesempatan awal untuk menyaksikan pembelajaran yang ia lakukan. Suasana kelas sangat konvensional. Siswa duduk dan kadang ribut, sedangkan gurunya berceramah di depan. Begitu terus berjalan selama dua jam. Satu hal lain yang saya lihat, guru biologi tersebut terlihat kurang mendapat hormat dari muridnya.

Batin saya kala itu, “saya bisa melakukannya lebih baik”. Besok harinya, saya buat presentasi yang bagus dan saya lakukan pembelajaran ideal menurut saya: mempresentasikan via layar LCD dan menyuruh siswa mendengarkan. Pada akhirnya saya tak ubahnya seperti guru biologi yang saya kritik. Saya bicara, mereka mendengarkan....

Bahkan, tidak respeknya siswa pada guru biologi pun menular pada saya. Beberapa siswa sangat kebal dengan status saya sebagai pengajar. Bahkan ada yang jalan-jalan ketika pembelajaran berlangsung. Mungkin yang saya alami dari guru Biologi lebih parah. Sebab, status saya hanya guru PPL. Mereka tahu dan memanfaatkan itu.

Bagi yang berkepala dingin, situasi ini merupakan tantangan menarik. Sayangnya, kepala saya jauh dari kata dingin. Saya berusaha menyelesaikan masalah, tapi menaklukkan anak pinggiran dimana saya PPL memang sulit.
 .

Pengalaman KKN PPL Tak Terlupakan: Jadi Guru Insecure?


Hanya saja bila bisa mengulang kejadian itu, saya merasa sangat menyesal telah melakukan satu hal. Saat itu, seorang siswa yang duduk di depan tak mau mendengarkan. Ketika saya tegur, ia menentang sampai akhirnya saya ancam dia masuk BP.

Iya, ancaman saya berhasil. Dan satu jam setelah pelajaran usai, ia sama sekali tak melihat saya ketika berbaris antri untuk salaman. Di hari berikutnya pun demikian. Terlihat sepertinya ia sangat jengkel. Di satu sisi ini situasi yang sangat unik –saya yakin ia membicarakan saya di belakang bersama teman-temannya-, dan di sisi lain saya mulai instropeksi soal cara saya yang kelewat otoriter.
pengalaman kkn ppl guru galak
Apa saya kelewat otoriter?

Saya kelewat insecure. Takut tak dihormati... takut tak didengarkan... dst. Manusiawi tapi kurang bagus bila diterapkan saat seseorang menjadi guru. Menurut saya harusnya saya lebih bijak menghadapi orang-orang di kelas. Pada akhirnya, mereka adalah anak kecil dan saya orang yang lebih dewasa.

Cerita ini mungkin tak dramatis dengan lika-liku menggebu. Tapi yang saya alami jelas membuat saya belajar banyak.

0 Response to "Kisah dari Guru PPL: Siswa yang Saya Ancam Masuk BP"

Posting Komentar