Kupas Sekilas Pelajaran Agama di Sekolah


Saya ingin sedikit berbagi soal pelajaran agama yang saya terima selama menjalani pendidikan di negara tercinta. Karena saya muslim, apa yang saya tulis disini terkait pelajaran agama Islam dari TK hingga kuliah. Bukan agama lainnya.
.

Beberapa Kesan dan Kritik untuk Pelajaran Agama

  • Pelajaran Agama yang Ritualistik

Pertama, saya mendapat kesan bahwa agama adalah ritual. Dari sebelum TK sampai lulus SMA, saya diajari beragam doa dan cara sembahyang. Saya belajar sholat, wudhu, doa sebelum bepergian, hingga doa masuk kamar mandi. Dulu waktu SMP, saya bahkan terobsesi menjalani hal-hal seperti ini sampai-sampai selalu masuk ke kamar mandi dengan kaki kiri terlebih dahulu.  
pelajaran agama menekankan sisi ritual
.
  • Ibu dan Bapak Guru yang Percaya Hoax

Banyak guru saya percaya hoaks. Dan menurut saya ini malu-maluin serta menunjukkan rendahnya kualitas SDM guru Indonesia. Bagaimana Anda bisa jadi guru kalau memilah mana sumber berita terpercaya saja tak bisa?

Ada yang masih ingat kisah Neil Armstrong menjadi mualaf dan mendengar Adzan di bulan? Guru agama saya percaya 100% dengan cerita palsu tersebut dan mewartakannya pada anak didiknya. Peristiwa itu terjadi saat saya SD dan saya baru tahu guru saya salah ketika kuliah! Bayangkan...
.
  • Pelajaran Agama Bertujuan Brainwashing?

Pelajaran agama sebagaimana PKN adalah pelajaran brainwashing. Buktinya? Hampir tak pernah saya diajak untuk berhenti dan bertanya “mengapa saya muslim?”. Tak pernah sama sekali. Pada dasarnya saya dididik dari kecil bahwa islam agama yang benar dan saya akan membunuh perasaan ibu saya kalau saya keluar dari agama ini.

Saya dibuat dalam kondisi bisa memilih tapi sangat sulit untuk memilih. Mindset saya pertama-tama sudah “terbrainwash” dengan pelajaran yang saya terima. Beberapa dari Anda mungkin akan mengatakan sudah “yakin dan membuktikan bahwa agama warisan tersebut benar”. Omongan ini akan saya acungi jempol bila Anda sudah belajar agama lain dengan kepala netral. Tapi kalau Anda muslim dan tak tahu makna trinitas, atau Anda Hindu tapi tak tahu mengapa Ka’bah bukan sesembahan, maka ucapan tersebut tak lebih dari sekedar pembenaran.

Sayangnya beginilah kondisi yang dialami sebagian besar orang Indonesia bahkan dunia. Tapi yang lebih menyedihkan, kondisi ini dilembagakan lewat pelajaran agama yang isinya adalah brainwashing, bukan pengajaran netral.
  • Ketakutan dan Kebencian

Ribuan kali saya ditakut-takuti dengan cerita orang-orang dibakar di neraka. Ribuan kali pula saya diajak benci Israel tapi mengesampingkan jutaan warga PKI yang dibunuh karena komunis. Bias, ketakutan, dan kebencian ini membuat kualitas pembelajaran agama hanya di level bawah. Apa para pendidik merasa manusia hanya bisa berbuat baik dengan ancaman neraka? Apakah simpati hanya boleh dibangun untuk yang seagama?
.
  • Barat Musuh Islam?

Dan entah bagaimana saya mendapat kesan bahwa barat adalah musuh islam. Di kurikulum memang tak ada. Tapi “ajaran” ini terjadi sebagai hidden curriculum atau kurikulum tak tertulis yang diadakan guru selama mengajar.

Konsep ini paling parah saya terima saat kuliah. Dosen agama saya memang baik dan toleran, tapi tutor saya tidak. Saya merasa ditanamkan pemahaman bahwa islam dimusuhi semua golongan terutama barat. Islam adalah musuh kapitalisme sekaligus komunisme... Islam adalah musuh barat sekaligus tionghoa... dst... Bikin ketawa tapi sungguh sangat bikin miris.

0 Response to "Kupas Sekilas Pelajaran Agama di Sekolah"

Posting Komentar