Sudah lama saya berpikir bahwa pendidikan untuk bidang-bidang tertentu adalah kata lain dari brainwashing karena seringkali guru tidak netral. Saya melihatnya sebagai hal yang negatif. Kadang saya berpendapat seharusnya guru netral saja ketika menyampaikan informasi.
Pandangan ini kemarin gugur. Sebab ketika guru hanya menyampaikan informasi secara netral, ia gagal sebagai pendidik. Guru tidak boleh netral. Orang hanya bisa pro atau kontra pada LGBT. Orang juga bisa hanya menganut atau tidak menganut agama tertentu. Guru harus menjelaskan posisinya dengan gamblang dan mengajari siswa mengenai posisinya tersebut.
.
Nilai dalam Kurikulum: Sebuah Titipan agar Guru Tidak Netral
Dalam kerangka pendidikan berbangsa, maka guru harus mampu menanamkan nilai-nilai yang dituntut dalam kurikulum. Bukan dalam artian agar siswa tercetak sebagai pribadi yang tunduk tanpa pikir. Namun untuk memperlihatkan bagaimana masyarakat mengharapkannya berperilaku dan berpikir. Atau dengan kata lain, perkara setuju dan tidaknya siswa adalah soalan lain lagi.Ambil contoh PKN. Guru PKN harus mengajarkan siswa bahwa nasionalisme merupakan suatu hal yang harus dimiliki. Ia harus mempresentasikannya di depan kelas dengan gamblang. Tapi ketika ada siswanya yang tidak sepakat, ia tidak memiliki hak merasa lebih benar.
Sikap anti nasionalisme hanya sikap yang bertentangan dengan sikap nasionalisme. Sikap ini bukan posisi salah seperti jawaban 3 dalam pertanyaan “berapa satu tambah satu?”. Kalau anti nasionalisme dianggap sebagai kesalahan, maka kita akan kembali lagi ke kecurigaan awal bahwa pendidikan tak ubahnya brainwashing bila guru tidak netral.
.
Hidden Curriculum
Karena penanaman nilai-nilai bersifat subjektif, kadangkala hal-hal seperti ini dibiarkan sebagai hidden curriculum. Hidden Curriculum adalah pengajaran konsep/materi/nilai-nilai yang tidak ada di jabaran kurikulum tapi diberikan guru.Biasanya sifat pengajaran hidden curriculum sangat tergantung pandangan guru. Bahkan kadangkala tidak sesuai tempat. Misalnya, mengajarkan siswa bahwa teori evolusi salah karena bertentangan dengan agama. Guru memang tidak boleh netral. Tapi posisi ini tidak berlaku ketika mereka mengajar materi eksak seperti sains dan matematika. Tidak netralnya guru hanya pantas ketika yang dibahas masalah etika, moral, kekaguman, dan hal-hal semacamnya.
Yang menarik, masalah-masalah tersebut pernah dicoba-jabarkan pemerintah lewat Kurikulum 2013. Tertulis dalam KD K 13 mengenai tuntutan kekaguman siswa pada fenomena alam dan lain sebagainya. Pemerintah lewat Kemendikbud mungkin bermaksud memerintah guru untuk mengajarkan kekaguman pada siswa. Tapi sayangnya, seperti antinasionalisme yang bukan kesalahan nasionalisme, “tidak kagum” bukanlah sesuatu yang bisa disalahkan. Jangankan disalahkan, diukur saja tak bisa.
Saya pribadi berpendapat, masalah penanaman nilai sah saja dilakukan dan sudah sewajarnya diberikan. Tapi alangkah lebih baik, bila kita tidak melangkah terlalu jauh untuk menanamkannya sebagai materi cuci otak pada siswa, atau menanamkannya sebagai kompetensi yang bisa diukur.

0 Response to "Mengenai Guru yang Tidak Netral"
Posting Komentar