Pentingnya Meminimalisir Guru yang Menolak Kurikulum 2013

Seberapa banyak guru yang menolak Kurikulum 2013? Sebenarnya, pro kontra yang terjadi ketika sebuah kurikulum baru dipublikasikan bukanlah persoalan luar biasa. Akan tetapi hal ini dapat berdampak besar pada kesuksesan implementasi kurikulum tersebut. Karenanya, sangat menarik disimak tingkat resistensi atau level guru yang menolak Kurikulum 2013.
.

Kurikulum dan Perubahannya

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ringkasnya kurikulum adalah rancangan besar yang masih perlu dirinci untuk kemudian diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.

Karena bersifat sebagai “pedoman”, kurikulum rentan mengalami pergantian. Dan beberapa tahun lalu, pemerintah Indonesia telah memtuskan untuk mengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 direncanakan dilaksanakan secara utuh pada 2014, sementara uji coba telah dilaksanakan pada 2013 di beberapa sekolah. Pada era Presiden Joko Widodo, K 13 selanjutnya sempat ditarik dan dijadwalkan akan diimplementasikan kembali setelah koreksi.

Tarik ulur Kurikulum 2013 ini tentu mengundang pertanyaan: apakah kurikulumnya memang jelek atau ada resistensi besar-besaran dari pihak diluar pembuat kebijakan?

Saya masih ingat betul salah satu tokoh pendidikan Indonesia yang menolak pemberlakuan K 13, yakni Sekjen FSGI (Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia), Retno Listyarti. Retno  mengatakan, rancangan Kurikulum 2013 belum layak untuk dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014. Diperlukan kematangan konsep dan rancangan, serta kesiapan guru yang akan berperan sebagai ujung tombak implementasi dari Kurikulum 2013 (Napitupulu, 2013).  Di lain kesempatan, beliau juga menyebut keanehan K 13. Sebagai contoh ketika guru disuruh mengajarkan kedisiplinan pada siswa lewat pelajaran pergerakan elektron. Selain absurb, pada dasarnya elektron tidak bergerak seeksak yang kita kira.



Penentangan atau penolakan lainnya diungkapkan Driana. Driana (2013) mengemukakan sebelum mengetuk palu untuk mengesahkan Kurikulum 2013, alangkah lebih baik bila dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mengetahui secara pasti permasalahan-permasalahan dalam kurikulum tersebut, termasuk dalam hal implementasi. Lebih lanjut, Driana (2013) juga menyatakan, tak tertutup kemungkinan kegagalan implementasi KTSP disebabkan pengabaian terhadap pengembangan profesionalitas dan kualitas guru yang telah berlangsung lama.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh secara spesifik menjawab tulisan Driana, “Gawat Darurat Pendidikan” (Kompas, 14/12/2012) sebagai hal yang tidak tepat. Sebab pemikiran pengembangan Kurikulum 2013 sudah dikembangkan atas dasar taksonomi-taksonomi yang diterima secara luas, kajian KBK 2004 dan KTSP 2006, dan tantangan Abad 21 serta penyiapan Generasi 2045.
.

Penting Meminimalisir Angka Guru yang menolak Kurikulum 2013

Anyway, terlepas dari seperti apa kualitas K 13, masalah kritik terhadap kurikulum ini memang patut disimak. Apalagi bila asalnya dari seorang guru langsung. Menurut saya, bila hal-hal demikian tak dilakukan, sama saja pemerintah menciptakan efek resistensi besar-besaran. Tidak lucu kan bila banyak guru yang menolak Kurikulum 2013 tapi harus mengimplementasikannya?

Oxford dictionary mendefiniskan resistance sebagai “the refusal to accept or comply with something” atau penolakan untuk menerima atau menuruti sesuatu (Stevenson,2010:1512). Resistensi terhadap perubahan merupakan sesuatu yang alami (Harvey&Broyles,2010:5). Umumnya, resistensi memang akan menurun seiring berjalannya waktu. Akan tetapi bukan serta merta karena alasan masuk akal, melainkan karena para guru mulai apatis. Bila ini terjadi, lagi-lagi masalah implementasi akan jadi persoalan utama kurikulum.

Langkah yang diambil Menteri Pendidikan saat ini, Anies Baswedan, kiranya merupakan langkah yang bijak. Sebab, ia mau mengevaluasi kembali Kurikulum 2013 yang pada era Muhammad Nuh kesannya terburu-buru diterapkan. Semoga saja langkah ini dapat mereduksi level guru yang menolak Kurikulum 2013.

0 Response to "Pentingnya Meminimalisir Guru yang Menolak Kurikulum 2013"

Posting Komentar