Guru Harus Tahu Moral Generasi Muda Bukan Sekedar Asusila

Percaya tak percaya, sering kita memandang sesuatu tanpa alasan yang jelas. Masalah moral generasi muda yang dititikberatkan ke  narasi zina, misalnya. Guru sebagai agen perubahan dan pembebas kebodohan harusnya jadi yang pertama menginspeksi kesalahan pada budaya dan asusmsi di masyarakat.

moral generasi muda zaman sekarang zina

Di Indonesia, seorang gadis SMA bisa dikeluarkan karena hamil di luar nikah. Sedangkan mencotek saat ulangan dibiarkan saja. Padahal, keduanya sama-sama merugikan. Yang berbeda hanya satu, bahwa masyarakat menganggap yang lainnya lebih parah. Padahal seperti yang disebut di atas, -menurut saya- perbedaannya tak begitu mencolok.
  1. Hamil di luar nikah mempermalukan sekolah. Mencotek (harusnya) juga.
  2. Hamil di luar nikah bukan budaya timur. Mencontek bukan budaya manapun.
  3. Hamil di luar nikah terjadi maksimal 1 tahun sekali. Mencontek bisa terjadi setiap waktu.
  4. Hamil di luar nikah merugikan siswa dan calon bayi siswa. Mencontek merugikan keseluruhan sistem dari mulai pembelajaran hingga penilaian serta orang-orang di dalamnya. Coba pikirkan, berapa banyak siswa yang enteng mencontek sehingga mereka malas belajar? Nilai mereka kadang mengungguli yang tidak mencontek sehingga merusak validitas dan reliabilitas evaluasi yang dilakukan.
.

Tingkatkan Fokus Moral Generasi Muda ke Persoalan Non Asusila


Bias seperti ini wajar di setiap kebudayaan. Tapi menurut saya, alangkah baiknya bagi seorang guru untuk bisa melihat sesuatu sejernih mungkin. “Lihat segalanya lebih dekat,” bagitu kata Sherina. Paulo Freire akan berteriak soal pendidikan yang membebaskan.

Jangan hanya mengekor apa yang dilakukan masyarakat. Sebab, guru adalah agen untuk kemajuan. Bukan agen stagnasi dan brainwashing. Jadi, yang selama ini terjadi, dimana moral generasi muda selalu dititikberatkan ke persoalan asusila baiknya ditinjau ulang.

Bukan maksud saya mengatakan masalah hamil di luar nikah dan yang terkait adalah masalah sepele. Tidak. Tetapi, ini bukan satu-satunya masalah besar. Bila kita mau melihat grand theme-nya, persoalan ini justru sifatnya tak begitu melebar. Mana ada zina menghancurkan negara? Yang terjadi ialah korupsi membuat negara bangkrut. Dan kasus korupsi adalah skala besar dari yang namanya mencontek.

Orang boleh berhijab dan tak berbuat asusila, tapi apakah itu jaminan ia tak korupsi kelak? Selama ini, masyarakat, guru, hingga tayangan di TV menitikberatkan ke persoalan asusila ketika membicarakan moral, apalagi ketika berlangsung narasi klasik degradasi atau penurunan moral generasi muda zaman sekarang. Sedangkan hal-hal lainnya, seperti mencontek, buang sampah di tempatnya, toleransi, dst dianggap sebagai tema level kesejuta ketika bicara moral. Coba bandingkan antara FPI dan Dewi Persik. Dewi Persik sering dianggap moralnya buruk padahal ia tak merugikan dan memaksa siapapun menontonnya. Di lain pihak, apa yang dilakukan FPI berimbas lebih besar ke masalah-masalah sosial. Tapi kita tak pernah membaca ada penghakiman soal FPI dan moralnya.

0 Response to "Guru Harus Tahu Moral Generasi Muda Bukan Sekedar Asusila"

Posting Komentar